Kelahiran Nabi, Rahmat Bagi Manusia Akhir Zaman

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلَّذِيْ بَعَثَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أوصيكم ونفسي بتقوى الله عز وجل، فَإِنَّ تَقْوَاهُ زَادُ الْقَارِيْ وَسَلَامُ السَّالِكِيْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Puji dan syukur ke hadirat الله سبحانه وتعالى yang telah melimpahkan cahaya hidayah-Nya, mengutus Rasul termulia, Sayyidina Muhammad ﷺ, sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan ke haribaan insan pilihan, Nabi akhir zaman, beserta keluarga dan para sahabatnya yang setia meniti jalan kebenaran.
Hadirin jama’ah Jumat yang dirahmati Allah, Sebelum cahaya kenabian Muhammad ﷺ menyinari jagad, dunia diliputi oleh ẓulumāt al-jāhiliyyah (kegelapan zaman kebodohan). Masyarakat Arab, sebagaimana diriwayatkan oleh sejarawan terpercaya seperti Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam dalam Sīrah Nabawiyyah, tenggelam dalam lembah kesyirikan. Berhala-berhala seperti Lāta, ‘Uzzā, dan Manāt disembah sebagai perantara kepada Allah. Akal pikiran dibelenggu, moralitas diinjak-injak. Bayi perempuan dikubur hidup-hidup (wa’d al-banāt) karena dianggap aib, sebagaimana difirmankan Allah dalam Surah At-Takwīr:
وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa ia dibunuh.” (QS. At-Takwīr: 8-9)
Di pentas dunia, dua adidaya, Romawi dan Persia, sibuk berperang dan menindas rakyatnya dengan sistem yang zalim. Manusia kehilangan ḥanīfiyyah (fitrah ketuhanan) yang lurus. Dalam kondisi seperti inilah, الله تعالى berkehendak mengirimkan sang pembebas, Rahmatan lil ‘Ālamīn.
Jama’ah Jumat yang berbahagia,
Kelahiran Baginda Nabi Muhammad ﷺ pada subuh hari Senin, 12 Rabī’ul Awwal Tahun Gajah, adalah peristiwa agung yang diiringi oleh irhāṣāt (tanda-tanda kenabian). Dalam kitab “al-Khāṣā’iṣ al-Kubrā” karya Imam as-Suyūṭī disebutkan bahwa istana Kisra berguncang, api sesembahan Majusi di Persia padam setelah menyala seribu tahun, dan danau Sawah yang dikeramatkan mengering.
Sang ibu, Sayyidah Āminah, menyaksikan cahaya terang memancar dari dirinya, menerangi istana-istana di Syam. Ini adalah bukti awal bahwa kelahiran ini bukanlah peristiwa biasa, melainkan mukjizat ilahi yang membawa misi universal.
Allah berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiyā’: 107)
Makna ‘Rahmatan lil ‘Ālamīn’ ini, seperti dijelaskan oleh Syaikh ‘Izzuddin bin ‘Abdissalām dalam tafsirnya, mencakup seluruh makhluk; Muslim maupun non-Muslim, manusia, hewan, bahkan alam semesta. Beliau diutus dengan syariat yang penuh kemudahan (taysīr), toleransi (samāḥah), dan kasih sayang.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Setelah kelahiran dan pengutusan beliau, dunia berubah total. Cahaya Tauhid menghancurkan berhala-berhala kebodohan. Keadilan menggantikan kezaliman. Perempuan dimuliakan, budak dibela, dan persaudaraan sejati (ukhuwwah Islamiyyah) didirikan di atas landasan Lā ilāha illallāh.
Rasulullah ﷺ bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dan Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqāṣ:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Inilah rahmat terbesar: penyempurnaan akhlak. Beliau adalah teladan hidup (uswah hasanah) dalam segala aspek, dari ibadah hingga muamalah, dari politik hingga keluarga.
Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Aḥzāb: 21)
Bagi kita, umat akhir zaman, yang hidup dalam era penuh fitnah dan degradasi moral, keteladanan Nabi ﷺ adalah penyelamat. Ketika manusia sibuk dengan materialisme, Nabi mengajarkan zuhud. Ketika dunia dilanda permusuhan, Nabi mengajarkan maaf dan kasih sayang. Ketika banyak orang meninggalkan agama, Nabi mengingatkan kita dengan sabdanya:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya…” (HR. Muslim)
Jama’ah Jumat hafidhakumullāh,
Sebagai bukti kecintaan kita kepada Nabi ﷺ, kita harus mengikuti Sunnahnya, memperbanyak shalawat, dan menyebarkan kasih sayangnya. Imam al-Busairī dalam Qaṣīdah al-Burdah berkata:
وَإِنَّ مِنْ جُودِكَ الدُّنْيَا وَضَرَّتَهَا
وَمِنْ عُلُومِكَ عِلْمُ اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ
“Dan di antara kedermawananmu adalah dunia dan akhirat, dan di antara ilmumu adalah ilmu Lauh dan Qalam.”
Marilah kita jadikan maulid Nabi ini sebagai momentum untuk muhāsabah dan ittibā’ (mengikuti) Sunnah beliau yang mulia. Jangan hanya kita rayakan dengan simbol-simbol, tetapi internalisasikan nilai-nilai rahmah, ḥikmah, dan ‘adālah dalam kehidupan kita.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا حُبَّهُ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّهُ، وَحُبَّ كُلِّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنَا إِلَى حُبِّهِ. وَاجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ سُنَّتِهِ، وَاحْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ، وَأَسْقِنَا مِنْ حَوْضِهِ شُرْبَةً هَنِيئَةً لَا نَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Sekretariat DKM Masjid Agung Kota Sukabumi
Jl. A. Yani No. 55 Kota Sukabumi
(0266) 220035 – 0858 4613 9243
Email: masjidagungsukabumi@gmail.com
Instagram: masjidagung.smi
Donasi lebih mudah, yuk scan QRIS nya:

Download APP Masjid Agung Kota Sukabumi
klik disini