Korupsi—Luka Diam yang Menggrogoti Negeri

Membasuh Amanah, Mencegah Risywah
Di setiap kursi jabatan teruntai sumpah, di setiap pena kebijakan terukir titah Tuhan.
Namun di celah rakus segelintir tangan, amanah tergores, keadilan merintih, harta rakyat tercuri di balik senyum palsu birokrasi.
Korupsi bukan sekadar angka yang hilang, ia adalah dusta yang menajam, racun sunyi yang merobohkan tiang negeri, hingga lahirlah jurang kemiskinan di antara istana yang megah berdinding kebohongan.
Para ulama menamai perbuatan ini risywah— suap, sogok, gelapnya lintas akad yang busuk.
Rasulullah ﷺ menumpahkan kutukan:
“Laknat Allah atas pemberi suap, penerima suap, dan perantara di antara keduanya.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud)
Imam al-Ghazali menulis dalam Ihya’ Ulumuddin:
“Korupsi adalah penghianatan besar.
Ia membunuh kepercayaan, memadamkan nurani, menjadi lubang hitam yang menelan keadilan.”
Korupsi bersemi di hati yang tandus dari iman, tumbuh di dada yang gerah oleh cinta dunia, menjalar di peradaban yang memaafkan khianat, dan menguat di benteng hukum yang rapuh.
Siapa yang meletakkan tahta di atas amanah, namun menjualnya demi keping emas, maka ia sedang menyiapkan pengadilan di hadapan Yang Mahakuasa.
Korupsi adalah hantu lapar, menggerogoti beras dari piring si miskin, menyumbat harapan di sela-sela kebijakan,
menukar berkah dengan murka,
dan menulis celaka di akhirat.
Allah menegur lewat firman-Nya:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan cara batil…”
(QS. Al-Baqarah: 188)
Harta yang haram menutup pintu ijabah,
menjadi bara dalam perut,
menjadi tangisan di liang kubur.
Bangkitkan iman—ingatlah setiap tetes keringat rakyat adalah titipan,
dan setiap helai rupiah akan ditagih hisabnya.
Tumbuhkan akhlak amanah—tanamkan sejak dini,
bahwa jabatan bukan ladang menumpuk harta, melainkan mihrab menegakkan keadilan.
Tegakkan hisbah—mata-mata kebenaran,
yang mengawasi gerak birokrasi,
menjaga pasar dan kebijakan dari nafsu kotor.
Hukumlah tegas dan adil—
biarlah hukum berdiri tanpa gentar,
merobohkan kebal pelindung bagi pengkhianat.
Hidupkan malu—
malu pada Tuhan, malu pada rakyat,
malu pada sejarah, malu pada liang lahat.
Korupsi adalah duri di tenggorokan umat,
jika tak dicabut, ia menyesakkan napas bangsa.
Mari bersihkan diri, rumah, jabatan, dan lumbung t dalih tak lagi berlaku,
dan setiap butir uang haram menjadi saksi penyesalan.
Jika ridha Tuhan kita damba,
amanah harus kita jaga.
Korupsi adalah nestapa—
lawan bersama, demi Indonesia yang mulia.
Disampaikan oleh:
KH. Rizal Yusup Ramdhan
Wakil Katib Syuriyah PCNU Kota Sukabumi
Nadir wakaf, bidang keumatan masjid agung Kota Sukabumi
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Sekretariat DKM Masjid Agung Kota Sukabumi
Jl. A. Yani No. 55 Kota Sukabumi
(0266) 220035 – 0858 4613 9243
Email: masjidagungsukabumi@gmail.com
Instagram: masjidagung.smi
Donasi lebih mudah, yuk scan QRIS nya:

Download APP Masjid Agung Kota Sukabumi
klik disini